Rabu, 21 April 2021

ADAPTASI STRUKTURAL HEWAN TERHADAP LINGKUNGAN

Halo selamat pagi gaes! Masih pada semangat kan puasanya? Nah kali ini aku ingin menjelaskan adaptasi struktural hewan kucing terhadap lingkungan. Kenapa harus kucing? Karena kucing merupakan hewan yang lekat di kehidupan kita. Coba aja kalian lihat, tiap gang di dekat rumah kalian pasti suka ada kucing. Nah maka dari itu simak baik-baik ya...

    Morfologi dalam biologi merupakan cabang biologi yang mempelajari bentuk, struktur atau susunan luar mahluk hidup (AlBarry dan Yacub 2003:526). Susunan luar tubuh kucing bermacam-macam, mulai dari kepala hingga kaki. Pada bagian mata, berguna untuk melihat terutama di malam hari. Hal ini disebabkan karena kucing merupakan hewan nokturnal. Telinga berfungsi untuk mendengar. Telinga kucing berbentuk segitiga dan dapat bergerak berguna untuk mendengar suara pergerakan mangsa di malam hari. Mulut berfungsi untuk makan. Kumis pada kucing berguna untuk mendeteksi mangsa. Jika terjadi hal-hal yang aneh, kumis ini akan merespon kondisi lingkungannya melalui kumisnya. Sedangkan rambut kucing berfungsi sebagai penutup dan menghangatkan tubuh. Selain itu rambut kucing harus selalu kering, agar suhu tubuh kucing selalu stabil dan terhindar dari penyakit. Sementara, kaki kucing ada empat dan bergerak dengan cara berjalan merangkak. Dan cakarnya ia gunakan untuk menerkam mangsa.
kucing ini suka lewat depan rumah aku gaes, gemes banget ya kayak aku? EH WKWK

Saking gemesnya sampe aku gambar lho! Tapi bagus kan ya gambarku? 'Iyain aja deh ya biar seneng' wkwkwk


Lalu apa sih manfaat kucing terhadap kita dan lingkungan sekitar?
1. Kucing lebih ramah lingkungan
2. Lahan pendapatan
3. Membantu memburu tikus yang merusak rumah
4. Hewan pemburu serangga yang baik
5. Mendeteksi orang asing
6. Menurunkan kadar stres dan tekanan darah

    So, masih banyak lagi sebenernya manfaat kucing bagi kita dan lingkungan gaes. Oke cukup sekian yang bisa aku kasih tahu kalian mengenai adaptasi struktural hewan kucing serta manfaatnya bagi lingkungan. Semoga bermanfaat yaa. Sampai jumpa di blog aku selanjutnya ya gaes! Keep stay safe and semangat puasanyaaaaa.... Bye!

Selasa, 13 April 2021

TIPE RESPON HEWAN CACING TANAH

Halo! Selamat pagi teman-teman semua... Masih semangat kan puasanya? harus semangat dong... Sambil nunggu buka puasa biar gak lemes, aku kasih asupan nih! Eitsss bukan asupan makanan yaa, tapi asupan ilmu pengetahuan pastinya. Nah kali ini, aku mau kasih asupan mengenai tipe respon hewan. Hewan apa yang mau aku bahas coba tebak? Kasih tau gak ya? Ya sesuai judulnya "Tipe Respon Hewan Cacing Tanah" pasti bakal membahas lebih jauh tentang respon hewan cacing yang mungil ini dong wkwk. Oke karena aku gak mau lama basa-basi, langsung cussss aja yuk biar gak makin penasaran.

    Siapa sih yang tidak kenal dengan cacing tanah? Terkadang hewan ini sangat ditakuti oleh beberapa orang karena bentuknya yang cukup unik. Walaupun begitu, hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) ini punya banyak manfaat lho! Ia bisa membantu menyuburkan tanah, sebagai bahan pakan ternak, dan tentunya masih banyak lagi... Nah kali ini aku akan membahas lebih jauh mengenai cacing jenis Pontoscolex corethrurus untuk mengetahui bagaimana responnya jika diberi rangsangan nih gais. Gimana sih caranya? Pertama-tama kita siapkan alat dan bahannya dulu yaa!

Alat dan Bahan :

Fototaksis : piring bening, bedak, kertas karbon, papan hitam, senter, cacing

Geotaksis : Alat geotaksis (kalau aku pakai 2 buku tulis ditumpuk, kardus kecil adaptor, selotip, peralatan ini bisa kalian sesuaikan dengan yang ada di rumah kok yang penting nanti bisa terbentuk seperti perosotan, duh jadi kangen jaman TK deh hehehe), air, cacing

Langkah kerja fototaksis :

  1. Warnai seperdua dari piring bening dengan warna hitam atau bagian bawahnya dengan dilapisi dengan kertas karbon. Tutup bagian yang berwarna hitam itu dengan papan yang juga berwarna hitam, sedangkan bagian lainnya tetap terbuka sehingga cahaya tetap masuk.
  2. Letakkan tiga ekor cacing tanah di tengah ujung yang terang, nyalakan senter ke arah cacing, dan amati arah pergerakan cacing tanah itu selama 15 menit. Kemudian taburi daerah yang dijalani cacing itu dengan bedak dan gambarkan serta tandai dengan gambar panah. Ulang percobaan ini sebanyak tiga kali. 


Geotaksis :

  1. Aturlah kemiringan alat geotaksis (misalnya 10) dan berilah alas bidang yang miring tersebut dan jangan lupa lembabkan bidang dengan sedikit air.
  2. Letakkan tiga ekor cacing tanah pada bagian bawah bidang miring dengan posisi kepala menghadap ke atas. Ikuti pergerakan cacing tanah ini dan catat berapa ekor diantaranya yang melewati garis tengah bidang miring.
  3. Ulangi percobaan ini dengan memeperbesar sudut bidang miring menjadi 30o, 50o, dan 70o
  4. Selanjutnya diskusikan hasil percobaan ini dengan sifat cacing tanah ini.
Kemiringan 30 derajat

Kemiringan 50 derajat

Kemiringan 70 derajat


    Nah dari percobaan yang telah aku lakukan, dapat disimpulkan bahwa cacing ini ternyata hewan nokturnal dan fototaksis negatif. Disebut hewan nokturnal karena ia lebih aktif di malam hari/tempat yang gelap karena ketika aku mengarahkan senter ke cacing, cacing tersebut semakin lama semakin menuju ke zona gelap yang tertutup papan hitam dan kertas karbon. Disebut fototaksis negatif sendiri karena ia menunjukkan respon menjauhi rangsangan (cahaya senter). Dan dapat kita ketahui juga bahwa cacing berhabitat di lingkungan lembab. Saat media diletakkan bedak, cacing diam sementara seolah-olah mati. Hal itu disebabkan karena bedak bersifat tidak lembab yang membuat cacing kehilangan kelembaban dan sulit untuk bernafas. Perlu diketahui, bahwa cacing tanah bernapas menggunakan seluruh permukaan kulitnya. Sementara, dari percobaan geotaksis dapat aku simpulkan bahwa semakin besar kemiringan sudut, maka semakin cepat waktu yang ditempuh cacing untuk berjalan menempuh puncak. Tentunya pada kemiringan 70 derajat, cacing ini menempuh waktu lebih singkat jika dibandingkan pada kemiringan 30 dan 50 derajat.

    Nah seperti itulah cara mengetahui respon hewan cacing tanah ini jika diberikan rangsangan gais.. Semoga ilmu yang aku bagikan ini bermanfaat ya! Oke aku akhiri sampai sini dulu yaaa... Sampai bertemu lagi ya teman-teman semua dan semangat terus puasanya bagi yang menjalankannya! Bye

Kenali Bangsamu, Kenali Pesona Destinasi Wisata Pulau Papua dalam Membangun Harapan Baru Bagi Bangsa di Sektor Pariwisata

Aktivitas dari rumah mungkin membuat sebagian besar orang jenuh selama masa pandemi yang tak kunjung berakhir ini. Namun, jika merencanakan ...