Rabu, 18 Desember 2019

BERUBAH

Assalamualaikum wr.wb. Halo Readers... Salam Literasi!  Weissssss,dah lama banget gak update cerita nih.....Oke....karena ini udah mau libur, dan gue gabut banget, jadi gue bakal post lagi cerita. tapi bukan dari cerita gue. Yups! cerita karangan sobat gue, Diah Pitaloka (kasih tepuk tangannya). Maaf banget ya karena gue belum pernah ngepost cerita, cuma koar-koar aja di bagian pembuka ini :v Tapi tenang, karena bentar lagi mau liburan gue bakal sering-sering ngepost cerita buat ngilangin gabut gue,,,,karena emang gak tau mau ngapain lagi, efek singglness;( Oke, gak usah lama-lama basa-basinya, langsung aja cussss baca ya! happy reading, and have fun, guys!!!



Berubah
Karya Diah Pitaloka


          Terik matahari pada siang hari menyinari sudut-sudut ruang di berbagai tempat. Tampak dua orang wanita bertopeng datang dari pojok area di suatu tempat. Dua orang tersebut menghampiri seorang pria yang sedang meminum minuman keras seorang diri.
"Hey, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?" tegur wanita bertopeng pertama sambil mengambil & membuang botol alkohol yang sedang pria itu minum.
"Siapa kalian? Kalian tidak ada hak untuk melarangku!" berontak Raka dengan lantang.
"Hal yang telah kau lakukan itu sudah merusak moral bangsa dan agama" tegur wanita bertopeng ke 2 yang disebelah kanannya.
"Benar. Akibat perbuatanmu, banyak generasi penerus bangsa yang terpengaruh hal-hal negatif seperti yang kamu lakukan." sahut wanita bertopeng pertama dengan tegas.
"Jika orangtuamu melihatmu, pasti orangtuamu sangat malu atas perbuatanmu!" sahut kembali oleh wanita bertopeng ke 2.
"Orangtuaku? Mana mungkin orangtuaku peduli terhadapku!" jawab Raka dengan tidak ada rasa tak bersalah sedikitpun.
"Tidak peduli? Orangtuamu telah merawatmu hingga dewasa, apakah itu masih disebut tidak peduli?" jawab wanita bertopeng pertama dengan ketus.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini? Kamu harus sadar bahwa apa yang telah kamu perbuat selama ini adalah jalan yang salah dan merugikan dirimu sendiri juga." tegur wanita bertopeng kedua tanpa henti.
"Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari." ujar wanita bertopeng pertama untuk kalimat terakhirnya.
"Tapi...." ,belum selesai menjawab, tiba-tiba dua orang tersebut menghilang tanpa jejak seperti angin, Raka bingung.
"Tunggu, jangan pergi!" ucap Raka sembari membuka matanya.
          Raka terkejut ketika melihat bahwa dia berada di lapangan hijau seorang diri dan langsung menyadari bahwa apa yang barusan ia alami hanyalah mimpi. Disitulah Raka merenung atas perbuatan yang ia lakukan selama ini seperti mabuk-mabukan, judi, bahkan memalak dompet teman baiknya. Nampaknya kini Raka mulai sadar. Tak terasa air mata Raka perlahan jatuh membasahi pipinya. "Ayah, ibu maaf, aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian lagi, dan aku berjanji tidak akan membuang-buang waktuku untuk hal-hal yang tidak berguna" gumam Raka dalam hati sambil meninggalkan lapangan hijau tersebut. Tiba-tiba Doni dan Rendi datang menghampiri Raka.
"Ka, malem lagi kuy" ajak Doni.
"Maaf don, kayaknya gua gak bisa nih" jawab Raka.
"Tumben amat lu, kenapa emangnya?" sahut Rendi.
"Gua.... Lagi ada acara keluarga" jawab Raka dengan sedikit gugup.
"Yaudah, gua tunggu lu lain kali ya bro" ujar Doni sembari pergi meninggalkan Raka.
          Sembari lanjut jalan menuju rumah, di tengah jalan Raka nampak cemas terhadap dua orang teman tongkronganmya tadi. Dia nampak serba salah. Tapi dia tetap yakin kalau dia ingin secepatnya berubah apapun rintangannya. Tak lama kemudian, dari arah yang berlawanan Raka berpapasan dengan Vado yang merupakan teman baiknya yang selama ini tidak ia anggap.
"Vado..." ,sapa Raka
"Eh Raka habis darimana?" jawab Vado.
 "Hmm... Vado, gua minta maaf ya atas perbuatan gua selama ini yang udah malak dompet lu tiap hari. Sekarang gua sadar kalau ini salah dan gak seharusnya gua lakukan. Apalagi lu orang yang selalu ngingetin gua untuk berbuat baik tapi malah gua sia-siakan. Gua bener-bener minta maaf do.. Ohya uangnya gua ganti besok ya.", ucap Raka dengan tulus.
"Alhamdulillah kalau lu udah sadar. Lu  mau berubah aja gua udah senang kok. Sudah, sekarang gak usah dipikirin. Yang lalu biarlah berlalu, yang terpenting adalah tekad untuk berubah, iya gak?" jawab Vado dengan ikhlas.
"Lu bener-bener teman terbaik bagi gua do" ujar Raka penuh haru.
"Ah sa ae lu kutil hahaha" ledek Vado dengan enteng.
"Apa lu bilang?" , tanya Raka sambil mengejar dan menjahili Vado.
          Raka dan Vado kejar-kejaran sambil tertawa menikmati senja yang perlahan mulai tenggelam. Mereka berteman kembali setelah sekian lama. Samar-samar dari balik pohon ada seorang wanita misterius berbaju biru yg nampaknya sedang memperhatikan Raka. Wanita tersebut tersenyum dari jarak jauh seolah ada rahasia dibaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenali Bangsamu, Kenali Pesona Destinasi Wisata Pulau Papua dalam Membangun Harapan Baru Bagi Bangsa di Sektor Pariwisata

Aktivitas dari rumah mungkin membuat sebagian besar orang jenuh selama masa pandemi yang tak kunjung berakhir ini. Namun, jika merencanakan ...