OH, MY DIRECTOR!
Hello genks! Kembali lagi dengan cerpen series kita yang sudah lama gak upload berbulan-bulan wkwk... sorry ya genks kita lama ga upload lagi karena kemarin-kemarin kita sibuk kuliah onlen yang tugasnya gak usah ditanya lagi... bejibun gaes, sampe lupa makan dan hampir kekurangan gizi... untungnya gak kekurangan kasih sayang hehe... Oiya tetep stay #dirumahaja ya di masa pandemi covid 19 ini sambil baca cerita kita biar gak bosen dirumah wkwkwk... Okey, udah gak sabaran ya? Yaudah daripada intro lama-lama mending langsung cus aja deh. Happy reading gaes!!! jangan lupa kasih kritik dan saran ya supaya kedepannya kita bisa kasih cerita yang lebih seru lagiii....
Episode 3
Ternyata surat tersebut berisi
tentang perasaan Razif terhadap Sarah. "Aku tidak bisa membiarkan ini
terjadi", gumam Fatur dalam hati. Di waktu jeda syuting, Natya sang
asisten produser datang menghampiri Razif sambil membawa sebuah bungkusan.
"Razif, ini oleh-oleh
dari Bandung untukmu." ujar Natya.
"Terimakasih ya,
waduh jadi ngerepotin nih" jawab Razif dengan sungkan.
"Santai aja kok, gak
usah sungkan" sahut Natya lalu pergi dengan senyuman yang merona di
wajahnya ketika ia balik badan.
Sebelum syuting dimulai kembali,
Fatur berkata kepada Sarah bahwa saat jeda syuting ia mengajaknya makan siang
bersama. Tentunya Satah bahagia mendengarnya. Kemudian, saat jeda syuting,
Sarah segera menunggu di tempat mereka berjanjian. Namun Fatur tak kunjung
datang. Sarah tak bisa menunggunya lama-lama, ia langsung menelponnya. Tetapi
teleponnya tidak diangkat. "Nih orang kemana sih" gumamnya dengan
kesal. Ketika Sarah mencoba berkeliling lokasi syuting untuk mencari Fatur, ia
berpapasan dengan Razif sang produser.
"Kamu kelihatan
bingung. Sedang cari siapa" tanya Razif.
"Apa kamu lihat kak
Fatur?" tanyanya.
"Sepertinya aku tadi
sempat melihatnya sekilas di belakang taman" jawabnya.
Sarah segera menuju belakang taman
saat itu juga. Dan sesampainy di belakanh taman, ia tak menyangka melihat Fatur
sedang mengobrol dengan temannya yakni Nida sang assistant director sampai lupa
dengan janjinya untuk makan siang bersama. Sarah kecewa. Razif yang diam-diam
mengikuti Sarah langsung menghampirinya dari belakang dan mengajaknya makan
siang bersama. Sarah tak punya pilihan lain selain mengiyakannya dengan
terpaksa.
Hari itu syuting berakhir pukul
19.00. Setelah syuting selesai, Fatur menghampiri Sarah. Namun sikap Sarah kali
ini berbeda. Ia tampak lebih bersikap dingin terhadapnya.
"Sarah, ada apa
denganmu hari ini" tanya Fatur, tetapi Sarah mengabaikannya.
"Sarah aku minta maaf
gak bisa makan siang bersamamu tadi, karena aku dan Nida sedang membicarakan
penempatan lokasi syuting untuk kedepannya. Aku gak ada apa-apa kok sama Nida.
Tolong jangan diambil hati." sambungnya.
Mendengar penjelasannya yang begitu
tulus dan penuh kejujuran, Sarah cepat luluh dan langsung mengerti. Namun ia
ingin memancing perhatiannya dan berpura-pura masih ngambek.
"Bagaimana jika aku
mentraktirmu burgem favorit kamu untuk menebus kesalahanku?" ucap Fatur
dan Sarah mengiyakannya tanpa pikir panjang.
Di malam hari itu, Razif berjalan di
sepanjang jalan trotoar untuk pulang. Tak sengaja ia melihat Sarah dan Fatur
sedang makan malam bersama dari balik kaca restoran di pinggir trotoar
tersebut. Razif benar-benar cemburu melihat kedekatan mereka. Lalu ia
melanjutkan perjalanannya dengan hati yang kecewa dan bertemu dengan Natya
secara kebetulan. Mereka sempat mengobrol. Melihat wajahnya yang tampak murung,
Natya cemas dan langsung menanyakan kondisinya saat itu juga. Lalu Razif
menceritakan keluhannya pada Natya.
"Melihat Sarah begitu
dekat dengan Fatur, aku benar-benar iri" ujarnya.
"Apakah kamu sangat
mencintai Sarah?" tanya Natya.
"Tentu saja,
sayangnya aku telat mencintainya" jawab Razif.
Natya kaget mendengarnya. Hati Natya
benar-benar remuk saat itu juga. Ia tak tahan mendengarnya dan langsung
mengungkapan perasaannya yang sesungguhnya.
"Kalau tahu begitu,
mengapa kamu tidak melihat orang yang disampingmu?" tanya Natya penuh
harap.
"Tapi...."
,belum sempat Razif melanjutkan pembicaraannya, Natya menyambung perkataannya.
"Aku tahu bahwa cinta
tidak dapat dipaksakan. Mencintaimu adalah urusanku, mencintai yang lain itu
urusanmu. Mengetahui perasaanmy itu sudah cukuo bagiku apapun jawabannya, aku
pamit dulu" ujar Natya sembari pergi meninggalkan Razif dengan hati yang
teguh.
BERSAMBUNG